Cara Mengatasi Permasalahan yang Terjadi Pasca Kemerdekaan
Indonesia pasca kemerdekaan |
- Peristiwa Madiun pada 18 September 1948 yang dipimpinnya oleh Muso seorang yang menganut aliran kiri, ia ingin merebut kekuasaan kota Madiun dan membuat Indonesia menjadi bentuk Soviet. Pemberontakan ini langsung ditumpas oleh TNI.
- Pemberontakan Kartosuwiryo yang dilakukan pada tanggal 14 Agustus 1949, memproklamasikan berdirinya “Negara Islam Indonesia”. Gerakkan yang dipimpin disebut “Darul Islam” (DI), sedangkan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Sehingga nama gerombolannya terkenal dengan sebutan DI/TII.
- Pemberontakan APRA yang dipimpin mantan Kapten KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger), yaitu Raymond Westerling. APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) adalah suatu kejadian pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok pro-Belanda berlangsung di Bandung pada 23 Januari 1950 silam.
- Peristiwa Andi Azis adalah upaya pemberontakan yang dilakukan oleh Andi Azis, seorang mantan perwira KNIL, yang berusaha untuk mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur dan enggan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Republik Maluku Selatan atau RMS adalah gerakan separatis yang berpusat di Maluku, terjadi tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS ini dipimpin oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT), Soumokil. Tujuan dari pemberontakan RMS sendiri adalah untuk melepaskan wilayah Maluku dari NKRI.
- Ibnu Hadjar alias Haderi bin Umar alias Angli adalah seorang bekas Letnan Dua TNI yang kemudian memberontak dan menyatakan gerakannya sebagai bagian DI/TII Kartosuwiryo.
- Pemberontakan DI/TII merupakan salah satu pemberontakan tersulit yang pernah dihadapi Indonesia. Gerakan ini merupakan gerakan politik yang bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia. Gerakan ini mempunyai pasukan yang disebut Tentara Islam Indonesia (TII). Sehingga biasa disebut dengan DI/TII. Parahnya lagi gerakan ini tidak hanya terjadi di satu daerah tapi juga di banyak daerah seperti Jawa tengah, Sulawesi selatan, Brebes Jawa tengah, dan Aceh.
- Pemberontakan AMI (Angkatan Muda Islam) yang dipimpin oleh Kyai Sumolangu, pemberontakan ini terjadi di Kebumen, Jawa tengah.
- Pemberontakan Batalion 426 yang merupakan bagian dari Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah yang pada masa itu dipimpin oleh Amir Fatah, Mayor HM Basuno salah satu dari pimpinan Batalion 426.
- Pemberontakan Merbabu Complex (MMC), gerombolan ini terdiri dari orang-orang yang kecewa terhadap pemerintahan RI dan penjahat. Mereka mengadakan pengacauan dan penggarongan, sehingga menimbulkan korban dan mengganggu kelancaran ekonomi.
- Pemberontakan PRRI dan PERMESTA, latar belakang terjadinya pemberontakan prri dan permesta pada awalnya karena adanya ketidakpuasan beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan dari pemerintah pusat.
- Pemberontakan G30S PKI yang dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun 1959-1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno. Saat melaksanakan aksinya, mereka menculik para jenderal Indonesia karena para pemimpin PKI resah, jika resolusi dewan jendral berhasil, maka kedudukan mereka berada diujung tanduk. Dengan alasan itu, maka PKI ingin mendahului para jendral, dengan menculik dan membunuh para jendral angkatan darat, agar tidak terjadi resolusi dewan jendral dan posisi mereka aman.
Label: Sejarah Indonesia