Tugas Analisis Penjajahan Belanda di Nusantara

  1. Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, secara resmi bernama Persatuan Perusahaan Hindia Timur (bahasa Belanda: Vereenigde Oostindische Compagnie; VOC, bahasa Inggris: Dutch East India Company) didirikan pada 20 Maret 1602. VOC adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Selama masa puncak kejayaannya, VOC bernilai 78 juta gulden Belanda, yang berarti nilainya di zaman modern setara dengan 7,9 triliun dollar AS (setelah disesuaikan dengan inflasi). Sebagai perbandingan lain, nilai kongsi dagang Belanda ini setara dengan gabungan PDB Jepang dan Jerman di era modern saat ini. Komparasi lain, menurut Business Insider, yakni VOC setara dengan nilai dari 20 perusahaan dengan kapitalisasi terbesar dunia yang meliputi Apple, Microsoft, Amazon, ExxonMobil, Berkshire Hathaway, Tencent, dan Well Fargo. Dan, tentunya ini berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan bagi negara Belanda, yang dinyana dapat melunasi hutang perang Belanda, memajukan tata negara wilayah kota di Belanda, juga menurunkan angka pengangguran dan kriminalitas di Belanda. Pertanyaannya adalah, mengapa kita, negara dan bangsa Indonesia, sudah proklamasi kemerdekaan selama 76 tahun, tetapi belum juga dapat mensejahterakan rakyat Indonesia? tak dapat memeratakan keadilan pangan, sandang, dan papan? tak mampu mengurus dan membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan? padahal, kita sudah berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) membuat kebijakan penuh dan keputusan secara merdeka? mengapa Belanda mampu sedangkan Indonesia tidak? apakah ada perbedaanya? jelaskan dan uraikan!


www.viva.co.id


Jawaban: Meskipun memang sudah merdeka selama 76 tahun, tapi bangsa Indonesia tetap saja negara bekas jajahan yang telah dijajah hingga 350 tahun lamanya oleh berbagai negara eropa, dan saat itu juga Indonesia belum bersatu. Wilayah yang dipisah-pisah mengakibatkan tidak memiliki tujuan yang jelas mengakibatkan negara kita dijajah dikuras seluruh kekayaan alamnya bahkan rakyatnya hanya jadi budak. Untuk memperbaiki bekas jajahan yang selama itu tentu dibutuhkan waktu juga dan sepertinya hingga 76 tahun kemudian belum juga sejahtera. Bisa kita lihat dengan keadilan pangan, sandang, dan papan yang belum merata, hanya di pusat-pusat saja. Pemerintah seperti hanya memperbagus ibu kota atau kota-kota besar saja, tidak memperhatikan wilayah lain. Ditambah lagi tidak adanya fokus untuk memperbaiki SDM Indonesia. SDM atau sumber daya manusia itu sangat penting ditingkatkan kualitasnya sebab Indonesia memiliki SDA yang sangat banyak, namun bila tidak dapat mengolahnya maka percuma. Begitu juga dengan pembangunan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang lagi-lagi dibaguskan hanya di pusat kota. Padahal wilayah pelosok juga memerlukan pendidikan serta kesehatan untuk meningkatkan SDM. Sebenarnya bukan berarti tenaga kita yang tidak ingin pergi ke sana, hanya saja jalur ke sana yang terlalu sulit terutama yang di pinggiran pula. Hal ini bisa dilihat dari pembangunan Indonesia yang tidak merata. Bukan berarti juga harus menyalahkan pemerintah atas segalanya, ini juga dikarenakan Indonesia negara yang sangat luas, membangunnya dengan merata sangatlah sulit. Lalu kenapa Belanda bisa? Itu karena Belanda negara yang tidak terlalu luas dan mereka memiliki tingkat sejahtera tinggi serta kekayaannya yang didapat dari menjajah Indonesia untuk membangun dan membayar utang negara pasca perang.


  1. Puluhan ribu warga Kota Ambon tumpah ruah ke jalan untuk merayakan kemenangan tim nasional Belanda atas Makedonia Utara di Euro 2021, Selasa (22/6/2021) dini hari. Massa menggelar pawai di jalan sembari mengibarkan bendera Belanda. Massa yang mayoritas memakai seragam Belanda itu juga mengibarkan bendera Merah Putih. Berdasarkan pantauan di sejumlah kawasan, pawai tersebut membuat jalan-jalan di Kota Ambon sesak. Pawai itu dilakukan dari dini hari hingga pagi. Aksi gila dari masyarakat Indonesia di Kota Ambon itu langsung mendapatkan sorotan dari akun Instagram resmi Tim Nasional Sepak Bola Belanda, @OnsOranje. Akun tersebut mengunggah video konvoi di Instagram Story dengan menyatakan kekagumannya. "Sungguh dukungan dari Indonesia," tulis keterangan dalam video yang diunggah @OnsOranje. Sungguh unik memang, bagaimana kita sudah proklamasi sebagai simbol perlawanan dan melepaskan belenggu penjajahan kolonialisme dan imperialisme, tetapi di Kota Ambon, hampir sebagian besar masyarakat masih mencintai dan mendukung Belanda. Pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin itu terjadi? dan mengapa di Ambon dan Maluku lainnya masih menyimpan rasa cinta terhadap Belanda? jelaskan dan uraikan!


Jawaban: Penjajahan 350 tahun sangatlah lama dan tidak mungkin dihilangkan dengan cepat apalagi bagi orang-orang Ambon dan Maluku sebab dulu banyak orang Maluku yang bergabung sebagai anggota tentara Hindia Belanda (KNIL). Ketika Indonesia mengumumkan kemerdekaan, 17 Agustus 1945, dan setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, 27 Desember 1949, tentara Belanda harus angkat kaki dari Indonesia, termasuk Maluku. Namun, banyak orang Maluku pro-Belanda enggan meninggalkan tanah asal-usulnya. Ditambah lagi secara sepihak mengumumkan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) pada tanggal 25 April 1950, sebagai reaksi atas bergabungnya NIT (yang mencakup pula Maluku) ke dalam Republik Indonesia pada pertengahan April. Indonesia memandang RMS sebagai pemberontakan dan menjalankan ofensif militer. Menghadapi perkembangan ini, banyak orang Maluku pro-Belanda/RMS mengajukan permohonan mengungsi ke Belanda karena merasa terancam keselamatannya. Belanda menyanggupi dan sekitar 12.500 orang, anggota KNIL asal Maluku beserta keluarganya, diangkut ke Belanda untuk sementara waktu. Mereka inilah yang menjadi cikal-bakal keberadaan etnik Maluku di Belanda. Karena memiliki hubungan seperti itu di masa lalu maupun sekarang, mereka masih menyimpan rasa cinta terhadap Belanda.


  1. Kita tahu, bagaimana Belanda menjajah Indonesia selama ratusan tahun (wabil khusus wilayah Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi). Dalam era kolonialisme dan imperialisme tersebut, pada dasarnya, secara kultural, negara penjajah selain menyebarkan suatu keyakinan dan ideologi, sejua menyematkan bahasa mereka kepada negara yang dijajah. Jadi, jangan heran kalau sebagian wilayah Afrika sangat fasih berbahasa Perancis. Jangan heran pula wilayah yang dijajah Inggris seperti Malaysia, Singapore, Brunei, masyarakatnya bisa dan mampu berbahasa Inggris sedari kecil. Nah, kita, ratusan tahun Belanda menjajah bangsa dan negara ini, tetapi masyarakat Indonesia kiwari, tidak mampu berbahasa Belanda dan tidak mengerti. Pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin bangsa dan negara ini yang dijajah Belanda tidak bisa berbahasa Belanda seperti hal nya negara yang dijajah memakai bahasa negara para penjajah? bukannya ini merupakan suatu kerugian bagi bangsa yang dijajah? dan bagaimana pendapat kalian mengenai perihal ini? adakah suatu keuntungan atau kerugian jika kita memakai dan berbahasa Belanda dalam kehidupan bangsa Indonesia? jelaskan dan uraikan, dedahlah semuanya!


Jawaban: Pertama-tama mari kita perjelas lagi bahwa tujuan Belanda ke Nusantara adalah untuk mencari rempah, bukan untuk menyebarkan budaya mereka. Orang Belanda tidak tertarik untuk menyebarkan budaya-budaya mereka termasuk bahasa, karena mereka datang kesini murni untuk uang atau profit, berbeda dengan bangsa Spanyol dan Portugis yang ingin menguasai dan ingin menjadikan wilayah jajahan mereka sebagai “hak milik”. Dan saat itu kita tidak hanya dijajah oleh belanda, namun juga negara lain dari eropa. Belanda yang tidak menyebarkan budaya maupun bahasa mereka merupakan kerugian bagi negaranya yang dijajah. Ini dikarenakan bangsa yang dijajah menjadi sulit berkomunikasi bahkan membaca atau menulis pun sangat sulit untuk mempelajarinya. Menurut saya akan menjadi sangat untung bila kita bangsa Indonesia bisa memakai bahasa Belanda, yang berarti kita bisa melakukan pertukaran tugas atau sejenisnya dengan negara Belanda untuk saling mempelajari atau berbagi ilmu. Namun sepertinya ada juga beberapa orang Indonesia yang bisa berbahasa Belanda dan juga banyak orang Belanda yang bisa berbahasa Indonesia bahkan bahasa daerah karena banyak orang Indonesia yang pada saat itu memilih ikut Belanda.

Tugas Analisis Penjajahan Belanda di Nusantara