Cara Mengatasi Permasalahan yang Terjadi Pasca Kemerdekaan
By
1. Jelaskan bagaimana Soekarno dan pemerintahan awal Republik Indonesia menanggulangi itu semua? Secara negara Indonesia adalah negara baru dengan situasi-kondisional yang menyedihkan secara ekonomi.
Indonesia pasca kemerdekaan |
JAWAB: Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden. Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial. Namun pada akhirnya Belanda tetap datang dan berhasil mengambil alih ibu kota Indonesia yaitu Batavia. Padahal rakyat Indonesia sudah berpikir bebas dari penjajahan dan akhirnya bisa bebas, namun ternyata Indonesia mengalami masa-masa terburuknya seperti inflasi besar-besaran, kemiskinan akibat kerusakan fasilitas di mana-mana, buta huruf yang terlampau tinggi karena saat itu tidak ada pendidik untuk rakyat biasa, sampai gejolak politik daerah yang melakukan untuk memerdekakan daerahnya masing-masing. Untuk mengatasi masalah inflasi dan ekonomi, dibentuklah Dewan Perancang Nasional (Depernas) yang pada perjalanannya akan merumuskan Pembangunan Nasional Semesta Berencana Delapan Tahun (Penasbede) 1961-1969. Mulai akhir 1966 sampai akhir 1968, pemerintah fokus untuk menstabilkan situasi ekonomi dan politik dengan upaya stabilisasi harga-harga kebutuhan pokok. Program penanggulangan kemiskinan termasuk dalam rencana pembangunan khas Soeharto yang kita kenal dengan sebutan REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun), hal ini terbukti menurunkan tingkat kemiskinan secara digital dan perlahan-lahan pembangunan pun terus meningkat. Meskipun begitu, itu bukanlah satu-satunya masalah sebab ada masalah lain yaitu tentang bentuk dari negara Indonesia. Ada kelompok yang menginginkan Indonesia sebagai negara Islam, dan ada juga yang ingin Indonesia sebagai negara komunis. Untuk itu presiden Soekarno dan pemerintahan mengetahui banyak tentara di setiap daerah guna menjaga keamanan. Tidak hanya itu, Soekarno juga menolak ide Indonesia sebagai negara Islam karena tidak ingin memihak pada satu pihak saja, akhirnya Soekarno mengambil jalan tengah yaitu merumuskan Pancasila sebagai dasar negara.
2. Alarm peperangan dan sirine nasionalisme mencuat, sebagai tanda untuk turun ke jalan, mengangkat kembali senjata, lalu perang melawan sekutu! Dari daerah satu ke daerah lain, semua serempak melakukan pemberontakan! Jelaskan dan sebutkan peperangan yang terjadi pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia! Serta jabarkan mekanisme peperangan tersebut!
JAWAB: Jepang menyerah kepada sekutu, penjajah telah meninggalkan Indon, proklamasi kemerdekaan sudah dibacakan, pemerintahan sudah dibentuk, namun Belanda tetap datang ke Indonesia dan berusaha keras untuk menghidupkan kembali pemerintah kolonialnya. Mereka tidak ingin melucuti senjata tentara Jepang yang hendak pergi, dan mereka juga tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Untuk mengusir kembali Belanda, terjadi peperangan di Ambarawa, Surabaya, Bandung, hingga di Bali. Belanda pergi belum tentu Indonesia sudah menjadi aman sebab banyak pihak yang masih belum menemukan bentuk Indonesia secara lapang dada. Hal ini menyebabkan terjadinya banyak pemberontakan di berbagai daerah seperti:
- Peristiwa Madiun pada 18 September 1948 yang dipimpinnya oleh Muso seorang yang menganut aliran kiri, ia ingin merebut kekuasaan kota Madiun dan membuat Indonesia menjadi bentuk Soviet. Pemberontakan ini langsung ditumpas oleh TNI.
- Pemberontakan Kartosuwiryo yang dilakukan pada tanggal 14 Agustus 1949, memproklamasikan berdirinya “Negara Islam Indonesia”. Gerakkan yang dipimpin disebut “Darul Islam” (DI), sedangkan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Sehingga nama gerombolannya terkenal dengan sebutan DI/TII.
- Pemberontakan APRA yang dipimpin mantan Kapten KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger), yaitu Raymond Westerling. APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) adalah suatu kejadian pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok pro-Belanda berlangsung di Bandung pada 23 Januari 1950 silam.
- Peristiwa Andi Azis adalah upaya pemberontakan yang dilakukan oleh Andi Azis, seorang mantan perwira KNIL, yang berusaha untuk mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur dan enggan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Republik Maluku Selatan atau RMS adalah gerakan separatis yang berpusat di Maluku, terjadi tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS ini dipimpin oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT), Soumokil. Tujuan dari pemberontakan RMS sendiri adalah untuk melepaskan wilayah Maluku dari NKRI.
- Ibnu Hadjar alias Haderi bin Umar alias Angli adalah seorang bekas Letnan Dua TNI yang kemudian memberontak dan menyatakan gerakannya sebagai bagian DI/TII Kartosuwiryo.
- Pemberontakan DI/TII merupakan salah satu pemberontakan tersulit yang pernah dihadapi Indonesia. Gerakan ini merupakan gerakan politik yang bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia. Gerakan ini mempunyai pasukan yang disebut Tentara Islam Indonesia (TII). Sehingga biasa disebut dengan DI/TII. Parahnya lagi gerakan ini tidak hanya terjadi di satu daerah tapi juga di banyak daerah seperti Jawa tengah, Sulawesi selatan, Brebes Jawa tengah, dan Aceh.
- Pemberontakan AMI (Angkatan Muda Islam) yang dipimpin oleh Kyai Sumolangu, pemberontakan ini terjadi di Kebumen, Jawa tengah.
- Pemberontakan Batalion 426 yang merupakan bagian dari Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah yang pada masa itu dipimpin oleh Amir Fatah, Mayor HM Basuno salah satu dari pimpinan Batalion 426.
- Pemberontakan Merbabu Complex (MMC), gerombolan ini terdiri dari orang-orang yang kecewa terhadap pemerintahan RI dan penjahat. Mereka mengadakan pengacauan dan penggarongan, sehingga menimbulkan korban dan mengganggu kelancaran ekonomi.
- Pemberontakan PRRI dan PERMESTA, latar belakang terjadinya pemberontakan prri dan permesta pada awalnya karena adanya ketidakpuasan beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan dari pemerintah pusat.
- Pemberontakan G30S PKI yang dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun 1959-1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno. Saat melaksanakan aksinya, mereka menculik para jenderal Indonesia karena para pemimpin PKI resah, jika resolusi dewan jendral berhasil, maka kedudukan mereka berada diujung tanduk. Dengan alasan itu, maka PKI ingin mendahului para jendral, dengan menculik dan membunuh para jendral angkatan darat, agar tidak terjadi resolusi dewan jendral dan posisi mereka aman.