Perubahan Ekonomi, Pendidikan, dan Sosial Budaya Pada Masa Kolonial
Perubahan ekonomi
Perubahan ekonomi pada masa kolonial Belanda kesengsaraan dan penderitaan banyak sekali dialami masyarakat Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari situasi politik yang terjadi di dunia saat itu. Adanya persaingan negara-negara Eropa yang berujung pada peperangan, ternyata banyak membawa pengaruh kepada daerah-daerah jajahan, termasuk Indonesia. Menjelang tahun 1830, pemerintahan di negeri Belanda mengalami krisis yang sangat parah dalam bidang ekonomi dan keuangan. Sementara itu, kebutuhan di negeri Belanda semakin mendesak untuk segera diatasi. Untuk mengatasi persoalan itu, pemerintah di negeri Belanda mengeluarkan berbagai kebijakan yang memiliki tujuan untuk membangun kembali kondisi perekonomian dan keuangan negara yang stabil. Segala kebijakan yang dikeluarkan itu, baik secara langsung atau tidak langsung pada akhirnya bermuara pada daerah jajahannya, khususnya di Indonesia.
Perubahan pendidikan
Pendidikan pesantren berkembang di berbagai daerah Indonesia pada masa sebelum kedatangan Bangsa Barat. Bagaimana pendidikan pada masa kolonial barat. Terdapat dua pendidikan yang dikembangkan pada masa pemerintah kolonial barat. Pertama adalah pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah, dan yang kedua adalah pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat.
Pusat-pusat kekuasaan Belanda di berbagai kota di Indonesia menjadi pusat pertumbuhan berbagai sekolah di Indonesia. Kamu dapat menemukan sekolah-sekolah yang telah berdiri sejak zaman penjajahan di kota provinsi tempat tinggalmu. Pada masa penjajahan Belanda juga telah berkembang perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Pada masa pemerintahan kolonial barat, terjadi diskriminasi pendidikan di Indonesia. Sekolah dibedakan menjadi dua golongan yakni sekolah untuk bangsa Eropa dan sekolah untuk penduduk pribumi. Hal ini mendorong lahirnya berbagai gerakan pendidikan di Indonesia. Taman Siswa yang berdiri di Yogyakarta merupakan salah satu pelopor gerakan pendidikan modern di Indonesia. Sekolah-sekolah yang dipelopori berbagai organisasi pergerakan nasional tumbuh pesat pada awal abad 20.
Pengaruh pendidikan modern berdampak pada perluasan lapangan kerja pada masyarakat Indonesia. Munculnya elit intelektual menyebabkan lahirnya jenis pekerjaan baru seperti guru, administrasi, pegawai pemerintah, dan sebagainya.
Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial dan budaya pada masa penjajahan belanda dengan sekarang adalah penghapusan tentang diskriminasi kelas sosial, dibukanya sekolah-sekolah untuk seluruh warga negara Indonesia, mengadakan pendidikan diluar sekolah yaitu kursus-kursus, menggalakkan wajib belajar, bahasa Indonesia berkembang dengan pesat dan digunakan sebagai bahasa nasional dan berkembangnya kesenian yaitu seni lukis, seni drama, film dan musik. Berbeda sekali dengan saat masa kolonial Belanda, dimana untuk sekolah saja hanya diperuntukkan bagi para kaum-kaum elite atau dari bangsa Belanda itu sendiri.
Tidak hanya tentang pendidikan, kaum perempuan Indonesia pada masa kolonial, ternyata sangat memprihatinkan. Mereka dianggap sebagai kaum yang lemah. Tidak mengherankan jika dalam status sosial masyarakat feodal, kedudukan perempuan berada di bawah kaum laki-laki. Rendahnya status sosial perempuan tersebut diperburuk oleh adat, khususnya yang menyangkut budaya pingitan yang menutup ruang gerak mereka. Perlakuan lainnya adalah poligami yang dapat menyudutkan kedudukan kaum perempuan.Apalagi kalau poligami itu dipaksakan (kawin paksa) untuk dijadikan selir dan perkawinan muda. Poligami pada waktu itu tidak hanya dijadikan istri ke-2,3, atau 4, melainkan lebih dari itu. Ada informasi yang menyebutkan seorang pembesar pribumi memiliki istri lebih dari 100 orang.
Di setelah merdeka, bangsa Indonesia mulai membuat aturan ulang tentang itu semua dan berusaha mewujudkan keadilan gender yaitu dimana ketika pria dan perempuan bisa diperlakukan secara adil. Perihal poligami di Indonesia memang dapat dilakukan, sepanjang poligami tersebut dilakukan sesuai dengan hukum poligami yang berlaku di Indonesia dan memenuhi sejumlah syarat-syarat poligami.
Kolonialisme memang bisa menghilangkan kebudayaan asli masyarakat, tapi sadar atau tidak sadar, ternyata Belanda juga ikut mewariskan kebudayaan penjajah (formasi belajar menghadap ke depan dan seorang guru berdiri di depan kelas) dalam pendidikan di Indonesia, kesenian seperti musik Keroncong, struktur masyarakat yang tadinya terbagi dari dusun/desa kini menjadi RT & RW, para penjajah juga mengenalkan bahasa sebagai komunikasi dan ternyata banyak juga kosa kata bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari Belanda atau Portugis.