Mencari Rumusan Masalah dan Solusi Dari Sebuah Artikel
Baca dan pahamilah permasalahan yang dihadapi Indonesia pada artikel berikut ini.
Tuliskan masalah-masalah yang dibahas pada artikel tersebut.
Indonesia dapat berbangga atas keberhasilan pengurangan emisi gas rumah kaca dari deforestasi (kehilangan hutan) dan degradasi (penurunan) hutan melalui kerjasama dengan pemerintah Norwegia yang dimulai sepuluh tahun silam. Namun, di sisi lain, Indonesia masih dinobatkan sebagai negara dengan pengurangan tutupan pohon hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia berdasarkan analisis UN Environment Programme World Conservation Monitoring Centre dalam laporan FAO “The State of the World's Forests 2020” belum lama ini.
Bahkan ketika pandemi dan karantina besar-besaran, kita tetap bisa kehilangan hutan sekitar 245 ribu-1,47 juta hektar per tahunnya. Walau Forest Watch Indonesia (FWI) mengatakan adanya penurunan, tapi tetap saja jumlah ini mengkhawatirkan. Kita kehilangan hutan paling banyak di Kalimantan dan Sumatra.
kompas.com |
Setidaknya ada dua faktor utama yang mendukung kerusakan hutan dalam masa sekarang ini, yaitu:
Adanya kebijakan karantina wilayah atau lockdown yang juga menyebabkan menurunnya pengawasan hutan atau pun jumlah petugas pemerintah
Tekanan ekonomi dari masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung dipaksa untuk bergantung pada alam dalam hal makanan ataupun pendapatan.
Belum lagi ditambah potensi kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau atau panas yang sedang berlangsung sekarang ini yang hampir setiap tahunnya menjadi langganan dalam berkontribusi terhadap kerusakan hutan.
Dan parahnya lagi adalah, bukan hanya hutan namun ada kasus lainnya seperti penambangan ilegal (misalnya, timah, batubara, emas) dan juga perdagangan satwa dilindungi (misalnya, burung cucak hijau, burung pleci, surili, lutung jawa) secara daring. Juga ada kekhawatiran lain, situasi ini berpotensi memunculkan penyakit-penyakit baru kedepannya terkait satwa (zoonotic) akibat perubahan lingkungan atau gangguan ekologi karena aktivitas manusia.
Situasi tersebut menunjukkan bahwa kerusakan hutan di Indonesia belum berhenti di tengah pandemi virus corona ini.
Berikanlah solusi yang biasa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Meski di situasi sulit seperti pandemi ini di mana kita harus bergantung pada alam, bukan berarti penebangan besar-besaran dapat dilakukan. Terutama yang melakukan penebangan ilegal dan tidak menanam kembali lalu membiarkannya gundul.
Dari rumusan masalah di atas kita bisa mengatasi hal yang paling utamanya yaitu pengawasan yang menurun. Seharusnya pemerintah tidak menurunkan jumlah atau jam petugas yang menjaga hutan. Di pandemi ini kita tidak harus banget bergantung dengan hutan kayu, kita bisa memajukan pertanian dan perkebunan.
Pemerintah juga harus selalu aktif berpatroli secara daring, karena berkat teknologi untuk beradaptasi ini penjualanan hasil hutan termasuk hewan dilindungi bisa dilakukan secara online. Berpatroli secara langsung tentu juga penting misalnya supaya bisa mengetahui dan menghentikan kobaran api, apalagi disaat musim kemarau. Dan berpatroli tidak bisa dilakukan hanya dengan satu atau dua orang, sebab biasanya penyelundup memiliki kelompok yang besar.
Termasuk juga mengurangi risiko pandemi di masa depan, sehingga kerusakan hutan perlu kita cegah bersama-sama, melalui:
Peningkatan upaya pencegahan dan penegakan hukum kehutanan serta sistem tata kelola, termasuk melalui penguatan otoritas hutan nasional, dan memperkuat langkah-langkah untuk mencegah dan memberantas pembalakan liar dan perdagangan ilegal satwa liar perlu terus dilakukan,
membangun program pemulihan pasca Covid-19 untuk meningkatkan mata pencaharian dan membangun ketahanan masyarakat yang bergantung pada hutan khususnya.
Namun yang paling mudah bisa kita awali dengan mempromosikan upaya untuk menghentikan deforestasi, mencegah degradasi hutan, dan meningkatkan kawasan hutan melalui investasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan kehutanan sebagai bagian dari paket stimulus pemulihan ekonomi Covid-19, seperti penghijauan, reboisasi, konservasi, perlindungan daerah aliran sungai, agroforestri dan pekerjaan kehutanan perkotaan.