Menganalisis Sebuah Teks Ilmiah Secara Lengkap Serta Membuat 5 Soal PG Dengan Jawaban dan Pembahasan
KD 4.6 MENGANALISIS STRUKTUR TEKS KARYA ILMIAH DAN UNSUR KEBAHASAAN TEKS KARYA ILMIAH SERTA MEMBUAT LIMA (5) SOAL PG TENTANG TEKS KARYA ILMIAH DAN PEMBAHASANNYA
LINK: http://agushilyatu.blogspot.com/2013/11/karya-ilmiah-ptk.html?m=1
TEKS KARYA ILMIAH
MENGANALISIS STRUKTUR TEKS KARYA ILMIAH DARI JUDUL: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Pada Ciri-ciri Khusus Makhluk Hidup Melalui Metode Bervariasi Di Kelas.
NO | STRUKTUR TEKS KARYA ILMIAH | BUKTI PARAGRAF TEKS KARYA ILMIAH | |||||||||
1 | JUDUL KARYA ILMIAH | Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Pada Ciri-ciri Khusus Makhluk Hidup Melalui Metode Bervariasi Di Kelas | |||||||||
2 | TIM PEMBIMBING | Agus Herlana | |||||||||
3 | KATA PENGANTAR | Latar belakang dilakukan penelitian ini adalah kurang tepatnya metode pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Pekayon Jaya III dengan karakteristik pembelajaran, dan berimbas pada perolehan hasil belajar siswa. Hal ini tentunya akan berdampak pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan. Bertolak dari fakta tersebut, maka penelitian dikembangkan dengan rumusan masalah “ Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VI SDN Pekayon Jaya III setelah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi pada pembelajaran IPA “ ?. Pendekatan penilaian yang digunakan dalam mengkaji penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ), yakni bentuk penelitian yang dilaksanakan melalui tahapan-tahapan atau siklus secara berulang-ulang. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan ( plan ), pelaksanaan ( action ), pengamatan ( observasi ), dan refleksi ( reflection ). | |||||||||
4 | ABSTRAK | Temuan dari kegiatan penelitian antara lain : penyebab utama belum melibatkan siswa dalam proses pembelajaran adalah kurangnya guru menggunakan metode pembelajaran dengan lebih variasi, guru lebih sering menggunakan metode konvensional/ceramah dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode variasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan siswa terlihat sangat aktif dalam proses pembelajaran. Perolehan hasil rata-rata pra siklus adalah 69,21; rata-rata siklus 1 77,23 ; dan rata-rata siklus 2 adalah 79, 77. Dengan melihat perolehan rata-rata dari tiap siklus dengan metode variatif ada peningkatan yang signifikan, hal terbukti dari hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dapat meningkat. Untuk itu disarankan agar penggunaan metode yang bervariasi disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, sehingga hasil yang diharapkan/tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
| |||||||||
5 | DAFTAR ISI | - | |||||||||
6 | BAB I PENDAHULUAN | Uraikan isinya mulai A. Latar Belakang dan seterusnya A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pembelajaran selalu muncul di dalam kelas bersamaan dengan perkembangan dan peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan. Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, namun kondisi di lapangan saat ini guru cenderung menggunakan metode konvensional yang tidak efektif. Bertitik tolak dari masalah-masalah di atas, maka penulis berupaya mencari solusi agar tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti : siswa memahami konsep-konsep sederhana, mengembangkan siswa berpikir dan bersikap ilmiah. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka pembelajaran IPA perlu diajarkan dengan metode yang tepat dan melibatkan siswa secara aktif yaitu proses yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar di SDN Pekayon Jaya III tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran “ ciri – ciri khusus makhluk hidup “ masih rendah. Hal ini tampak pada hasil yang diperoleh siswa ketika diadakan penilaian, di mana siswa hanya 50 % yang berhasil mencapai KKM yang ditetapkan. Oleh karena itu, penulis mencoba mengadakan perbaikan pembelajaran untuk memperbaiki tingkat penguasaan siswa tentang ciri – ciri khusus makhluk hidup serta merefleksi proses pembelajarannya. B. Rumusan Masalah Dengan demikian rumusan masalahnya adalah : 1. Apakah penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA pokok bahasan tentang ciri – ciri khusus makhluk hidup di SDN Pekayon Jaya III ? 2. Bagaimana menggunakan metode bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan tentang ciri-ciri khusus makhluk di SDN Pekayon Jaya III ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat penulis, maka tujuan dari perbaikan adalah : 1. Menganalisis dampak penggunaan metode dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Meningkatkan penguasaan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan ciri-ciri khusus makhluk hidup. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi guru adalah : a. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran. b. Meningkatkan kemampuan guru menggunakan metode bervariasi dalam pembelajaran. c. Meningkatkan kinerja guru sehingga guru selalu aktif dalam pengembangan pembelajaran. 2. Manfaat bagi siswa adalah : a. Meningkatkan hasil belajar siswa. b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran 3. Manfaat bagi sekolah adalah : a. Meningkatkan upaya sekolah untuk mendorong guru-gurunya dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa dengan menggunakan metode yang relevan. b. Sebagai masukan bagi sekolah dalam mengambil kebijakan, terutama penggunaan metode pembelajaran. | |||||||||
7 | BAB II KERANGKA TEORITIS/TELAAH KEPUSTAKAAN | BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPA di SD Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa : memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar. Berdasarkan tujuan di atas, maka pembelajaran pendidikan IPA di SD menuntut proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan verbalistik. . Rutherford dan Ahlgren (1990) dalam kata pengantarnya dalam buku Science for All Americans mengemukakan beberapa alasan mengapa IPA layak dijadikan sebagai mata pelajaran dasar dalam pendidikan : Pertama, IPA dapat memberi seseorang pengetahuan tentang lingkungan biofisik dan perilaku sosial yang diperlukan untuk pengembangan pemecahan yang efektif bagi masalah-masalah lokal dan global; Kedua, dengan penekanan dan penjelasan akan adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain beserta lingkungannya, IPA akan membantu mengembangkan sikap berpikir seseorang terhadap lingkungan dan dalam memanfaatkan teknologi; Ketiga, Kebiasaan berpikir ilmiah dapat membantu seseorang dalam setiap kegiatan kehidupan sehingga peka terhadap permasalahan yang seringkali melibatkan sejumlah bukti, pertimbangan kuantitatif, alasan logis, dan ketidakpastian; Keempat, prinsip-prinsip teknologi memberi seseorang dasar yang kuat untuk menilai penggunaan teknologi baru serta implikasinya bagi lingkungan dan budaya; Kelima, pendidikan IPA dan teknologi secara terus menerus dapat memberikan piranti untuk menentukan sikap terhadap sejumlah masalah dan pengetahuan baru yang penting; Keenam, potensi IPA dan teknologi guna meningkatkan kehidupan tidak akan terealisasikan tanpa didukung oleh pemahaman masyarakat umum terhadap IPA, matematika, dan teknologi, serta kebiasaan berpikir ilmiah. Carin dan Sund (1989) memberikan petunjuk tentang bagaimana seharusnya IPA diajarkan pada pendidikan dasar. Salah satu diantaranya adalah menanamkan ke dalam diri siswa keingintahuan akan alam sekitar, serta dapat memahami penjelasan-penjelasan ilmiah tentang fenomena alam. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan IPA yaitu bahwa IPA harus mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana kita hidup, dan bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap terhadap alam. Khusus untuk keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, Mechling dan Oliver (1983) mengemukakan bahwa penekanan yang diberikan dalam pengajaran keterampilan proses IPA adalah pada keterampilan-keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir ini dapat berkembang pada anak selama anak diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut. Dengan keterampilan-keterampilan proses IPA, yang salah satu diantaranya adalah keterampilan mengajukan pertanyaan, maka siswa sekolah dasar dapat mempelajari IPA sebanyak-banyaknya, sesuai dengan keinginan mereka untuk mengetahui dan mempelajari IPA tersebut selama hidupnya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Blosser (1990), bahwa siswa SD lebih mudah memahami IPA jika melakukan kegiatan percobaan sendiri. Berdasarkan pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk dilaksanakan karena langkah awal untuk menghasilkan orang dewasa yang melek IPA adalah dengan melibatkan anak-anak, dalam hal ini adalah anak-anak SD secara aktif sejak dini ke dalam kegiatan IPA seperti disebutkan di atas. Dalam pembelajaran IPA, seorang pengajar harus mampu merancang dan menyampaikan pembelajaran yang dapat memotivasi dan menantang siswa sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. B. Hasil Belajar 1. Penilaian IPA di SD Landasan hukum pelaksanaan penilaian di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pedoman-pedoman penilaian yang mengatur pelaksanaan penilaian secara operasional adalah Pedoman Khusus Pola Induk Sistem Penilaian Hasil Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dasar, Panduan KTSP yang ditetapkan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP), dan Sistem Penilaian Kelas yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Diktendik Depdiknas. Dalam pembelajaran IPA khususnya, terdapat beberapa bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, antara lain: a. Ulangan harian b. Tugas-tugas c. Ulangan Tengah Semester d. Ulangan Akhir Semester e. Ulangan Kenaikan Kelas f. Pengamatan g. Ujian Sekolah h. Ujian Nasional C. Metode Variatif Metode adalah suatu cara yang manfaatnya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit untuk diklasifikasi. 1. Pengertian Metode Variatif Metode Campuran atau Eclectic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi/variasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan). Metode eclectic atau metode variasi [1] yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya; metode ceramah dengan metode diskusi bahkan dengan metode tanya jawab dan observasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran. Dalam praktiknya, metode campuran ini dapat diterapkan seorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan kelas. 2. Kelebihan Metode Variatif Adapun kelebihan metode variatif adalah sebagai berikut : a. Menumbuhkan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran. b. Membantu mengkondisikan siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. c. Dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, serta hasil belajar yang diharapkan 3. Langkah-langkah Metode Variatif a. Fase Pertama ( Perencanaan ) 1) Disiapkan 1 orang pengamat ( supervisor ) 2) Menyiapkan RPP perbaikkan. 3) Supervisor melaksanakan pengamatan selama pembelajaran berlangsung. 4) Supervisor mencatat lembar observasi yang telah disediakan. b. Fase Kedua ( Proses) 1) Kegiatan awal memotivasi siswa dan apersepsi adalah sebagai berikut : a. Membuka pelajaran b. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran . d. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. e. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal. f. Memperhatikan penjelasan guru. 2) Kegiatan Inti meningkatkan kemampuan siswa tentang pemahaman IPA. a. Memperhatikan/mengamati gambar yang telah dipampangkan dalam bentuk slide. b. Menjelaskan tentang gambar yang telah disiapkan . c. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. d. Guru membentuk kelompok siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang telah disiapkan oleh guru. e. Membimbing siswa dalam berdiskusi, untuk menyamakan persepsi. f. Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami, dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk bertanya. g. Siswa menyampaikan hasil diskusi, dan ditanggapi oleh kelompok lain. h. Siswa memperhatikan hasil kesimpulan yang dibacakan oleh guru. c. Fase Ketiga ( Kegiatan Akhir ) 1. Kegiatan akhir dalam memantapkan pemahaman siswa a. Mengevaluasi kemampuan siswa D. Metode Variatif dalam Pembelajaran IPA Menurut Sri Anitah W, (2007:5.6) menyebutkan bahwa, “Dalam menentukan metode pembelajaran, guru harus memahami faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode”. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Siswa Tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa merupakan faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa. 2. Karakteristik Bahan Ajar Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar adalah karakteristik bahan pelajaran. Ada beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, yang terdiri dari: a. Aspek konsep (concept), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide, dan gagasan sesuatu. b. Aspek fakta (fact), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi objek dan waktu, seperti peristiwa sejarah. c. Aspek prinsip (principle), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan dan prosedur yang harus ditempuh. d. Aspek proses (process), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan rangkaian kegiatan, peristiwa, atau tindakan. e. Aspek nilai (value), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku baik dan buruk, benar dan salah, dan bermanfaat atau tidak. f. Aspek keterampilan intelektual (intellectual skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atau masalah, berpikir sistematis, logis, praktis, inovatif dan ilmiah. g. Aspek keterampilan (psychomotor skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik. 3. Waktu yang digunakan Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran. 4. Faktor Siswa Faktor siswa adalah faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan kelelahan), jumlah siswa, dan kemampuan siswa. 5. Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar a. Fasilitas Fasilitas yang dimiliki sekolah sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. b. Media Sekolah yang menyediakan media pembelajaran dengan lengkap akan memudahkan proses pembelajaran. c. Sumber Belajar Pemanfaatan sumber belajar yang bervariasi akan mempengaruhi daya serap peserta didik dalam pembelajaran. Dari penjelasan di atas, metode variatif sangatlah relevan dengan pembelajaran IPA khususnya dalam materi ciri-ciri khusus makhluk hidup. | |||||||||
8 | BAB III METODE PENELITIAN | BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik kelas VI B SDN Pekayon Jaya III, UPTD Pembinaan SD Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, yang berjumlah 39 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan. 2. Tempat Penelitian Tempat atau lokasi penelitian adalah sebagai berikut: a. Nama Sekolah : SDN Pekayon Jaya III b. Status Sekolah : Negeri c. Jalan : Jl. Laskar Dalam No. 39 d. Kelurahan : Pekayon Jaya e. Kecamatan : Bekasi Selatan f. Kota : Bekasi 3. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah tanggal 19 Agustus 2013 sampai tanggal 02 September 2013 dengan rincian seperti tercantum pada tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Kelas VI SDN Pekayon Jaya III
4. Mata Pelajaran Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VI/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan (kelelawar,cicak, bunglon, bebek ) dan lingkungannya. Materi Pokok : Ciri-ciri khusus makhluk hidup B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran 1. Rencana Langkah-langkah rencana perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam mata pelajaran IPA siklus 1 adalah sebagai berikut: a. Menentukan supervisor berpengalaman untuk melakukan observasi dan membantu dalam refleksi perbaikan pembelajaran. b. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) IPA. c. Membuat lembar observasi. d. Menyiapkan alat peraga pembelajaran IPA. e. Mendesain alat evaluasi belajar untuk melihat tarap serap peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan. f. Menentukan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat pada perencanaan tindakan yang berlangsung dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaan tindakan ini adanya keterlibatan supervisor 2 yaitu kepala sekolah yang telah ditunjuk sebagai observer yang akan membantu peneliti dalam mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan. a. Prosedur umum 1) Memulai pembelajaran dengan menarik perhatian siswa, memotivasi, mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa, dan menggambarkan garis besar materi yang akan dipelajari. 2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan atau hakikat materi pelajaran, perkembangan dan kebutuhan siswa, situasi dan kondisi lingkungan belajar. 3) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan materi pembelajaran. 4) Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. 5) Pelaksanaan pembelajaran disampaikan dari yang mudah ke sukar, dari yang sederhana ke rumit, dan bermuara pada suatu kesimpulan. 6) Pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara individual, kelompok, dan klasikal. 7) Merancang pengelolaan kelas dengan mengorganisasikan siswa sesuai dengan metode yang digunakan. 8) Melaksanakan penilaian pembelajaran. 9) Menyimpulkan materi pembelajaran. 10) Melakukan tindak lanjut pembelajaran b. Prosedur Khusus 1) Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran 2) Memeriksa kehadiran peserta didik 3) Apersepsi dengan menanyakan kepada Peserta didik tentang materi ciri-ciri khusus makhluk hidup dan hewan apa saja yang ada di lingkungan mereka kemudian mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. 4) Menyampaikan tujuan yang harus dicapai setelah mempelajari materi pembelajaran. 5) Peserta didik mengamati gambar hewan yang akan dipelajari dari slide yang sudah disiapkan. 6) Peserta didik mengamati gambar tersebut 7) Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang gambar yang telah di pampang. 8) Peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok untuk berdiskusi tentang materi ciri-ciri khusus makhluk hidup. 9) Peserta didik mengisi lembar kerja siswa pada kelompoknya masing-masing. 10) Peserta didik melaporkan hasil kerja kelompoknya, dan dipresentasikan ke depan kelas dan kelompok lain menanggapi. 11) Pembahasan hasil kerja peserta didik dengan bertanya jawab. 12) Peserta didik bersama guru melakukan pembetulan/pelurusan kesalahan pemahaman konsep. 13) Membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang dilakukan setiap kelompok. 14) Penilaian akhir (post tes) 15) Tindak lanjut: dengan menginformasikan mencari bahan lain yang dapat dijadikan sumber belajar. 3. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen Tahapan ini merupakan tahapan observasi, dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi dan dilakukan oleh observer (supervisor 2). Langkah-langkah observasi yang dilakukan adalah: a. Pertemuan pendahuluan Pertemuan pendahuluan yang sering disebut sebagai pertemuan perencanaan, dilakukan sebelum observasi berlangsung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk mengambil kesepakatan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan, yaitu fokus observasi, kriteria observasi, lama pengamatan, dan cara pengamatan. b. Pelaksanaan Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan terhadap pembelajaran dan hasil tindakan perbaikan yang tertuju kepada perilaku mengajar guru, perilaku siswa, dan interaksi antara guru dan peserta didik, seperti: 1) Aktivitas Guru a) Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. b) Melaksanakan pembelajaran dengan urutan yang logis. c) Mengelola waktu pembelajaran secara efisien. d) Menerapkan metode - metode yang dikolaborasikan dengan metode-metode yang lain ( Bervariasi ) e) Menguasai materi Pembelajaran IPA. f) Menanamkan pemahaman konsep IPA kepada Peserta Didik. g) Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran. h) Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran. 2) Aktivitas Peserta Didik a) Siswa bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran. b) Semua peserta didik aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran. c) Siswa berani mengajukan pertanyaan. d) Peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan kelompok. e) Peserta didik mengerjakan lembar kerja secara bersama-sama. f) Peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru. g) Semua peserta didik mengerjakan soal evaluasi. h) Semua peserta didik mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. c. Diskusi Balikan Sesuai dengan prinsip balikan, pertemuan balikan dilakukan segera setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir. Dalam pertemuan ini guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama pengamatan, mendiskusikannya, serta mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan. 4. Refleksi Tahapan ini merupakan tahapan untuk merenungkan serta mengevaluasi kegiatan perbaikan pembelajaran. Dalam refleksi peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Mengidentifikasi kembali masalah yang terjadi pada perbaikan pembelajaran. b. Membuat analisa masalah. c. Menentukan alternatif pemecahan masalah dalam perbaikan pembelajaran. d. Menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. C. Teknik Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data Peneliti mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa teknik antara lain: a. Pengamatan Menurut Kusnandar (2008:143) menyatakan bahwa, “Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.” Pengamatan dalam perbaikan pembelajaran ini dilakukan oleh supervisor 2, yaitu kepala sekolah yang ditunjuk untuk melakukan pembimbingan penelitian di lapangan. Pengamatan yang dilakukan dibagi menjadi 2 fokus pengamatan, yaitu pengamatan terhadap guru dan siswa. b. Dokumentasi Dokumentasi berupa pemanfaatan dokumen-dokumen berkas perbaikan pembelajaran yang dilakukan antara lain: 1) RPP 2) Lembar Observasi 3) Foto kegiatan pembelajaran 4) Hasil evaluasi siswa c. Tes Dilakukan dengan memberikan lembar evaluasi kepada siswa yang selanjutnya dipergunakan sebagai ukuran keberhasilan perbaikan pembelajaran.
2. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan secara bertahap, Wardani (2008:2.31) antara lain: a. Menyeleksi dan mengelompokkan yaitu dengan menyeleksi data, difokuskan, dan jika perlu ada yang direduksi, karena itu tahap pertama ini disebut sebagai reduksi data. b. Memaparkan atau mendeskripsikan data yang sudah terorganisasi sehingga bermakna, baik dalam bentuk grafik, narasi, maupun tabel. c. Menyimpulkan atau memberi makna berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat, ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan. 3. Pengolahan Data a. Nilai Rata-rata Menurut Akib Hamid dalam Statistika Dasar (2009:4.2) menyebutkan cara mencari nilai rata-rata data tidak berbobot adalah sebagai berikut:
= nilai rata-rata dari sampel = nilai data kuantitatif = banyak data = frekuensi data b. Persentase Ketuntasan Belajar Untuk menentukan persentase ketuntasan seluruh peserta didik dapat menggunakan rumus di bawah ini: Contoh: Dari 39 siswa yang mengikuti sebuah tes, ternyata ada 19 siswa yang tuntas, maka persentase ketuntasan belajar dalam kelas tersebut adalah sebagai berikut: | |||||||||
9 | BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN | BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Berikut hasil perolehan nilai IPA siswa kelas VI SDN Pekayon Jaya III Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi. SIKLUS I Berdasarkan data di atas ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus, sebagian besar mengalami peningkatan yang signifikan. Berikut adalah gambar peningkatan pada setiap siklus : 1. Sebelum siklus 1 siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal hanya kurang lebih 50% atau 19 siswa dari 39 siswa. 2. Pada siklus ke satu jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat menjadi 82,05 % atau 32 siswa dari 39 siswa. 3. Pada siklus kedua jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat menjadi 94,87 % atau 37 siswa dari 39 siswa. B. Pembahasan dari setiap siklus Berdasarkan hasil observasi dan refleksi selama proses pembelajaran pada siklus I dan II yang dilaksanakan di kelas VI SDN Pekayon Jaya III dengan metode yang bervariasi. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat kita lihat sebagai berikut : 1. Pada siklus I, peneliti menambah metode ceramah dengan metode tanya jawab serta diskusi. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa sudah mulai memberikan respon yang positif, mulai menampakkan gairah dan perhatian terhadap belajar, karena mereka dilibatkan dalam proses pembelajaran, mereka aktif berdiskusi dan bertanya jawab dengan guru dan siswa lainnya, hal ini ditandai dengan rata – rata yang dicapai siswa meningkat dari 69,21 pada prasiklus menjadi 77,23 pada perbaikan siklus ke satu. 2. Pada siklus II, peneliti menambah satu metode lagi yaitu siswa ditugaskan untuk mengamati/mengobservasi gambar melalui slide yang telah disiapkan oleh guru, kemudian setelah mengamati guru menugaskan untuk berdiskusi dengan kelompok dari gambar yang diamati. Hal ini dilakukan untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hasil dari pembelajaran tersebut dapat terlihat dari perolehan rata-rata kelas yang dicapai setelah formatif dilaksanakan, yaitu peningkatan rata-rata dari 77,23 pada siklus ke satu meningkat menjadi 79,77 pada siklus ke dua. Maka dengan menggunakan metode variatif, hasil belajar siswa lebih meningkat. Sebaiknya pendidik juga menggunakan metode yang bervariasi, dan mendorong siswa untuk menemukan sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya karena metode yang bervariasi akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. | |||||||||
10 | BAB V KESIMPULAN: SARAN : REKOMENDASI: | BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) selama 2 siklus pada mata pelajaran IPA pokok bahasan ciri-ciri khusus makhluk hidup kelas VI SDN Pekayon Jaya III, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode Variatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal di SDN Pekayon Jaya III, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi. Dari 39 siswa ketuntasan belajar mencapai 95 % dan telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa yang harus dilakukan oleh peneliti untuk menindaklanjuti hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu : 1. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, seharusnya guru mempersiapkan strategi pembelajaran yang tepat, lengkap, dan terencana. 2. Dalam pembelajaran guru sebaiknya menggali kemampuan anak tentang materi yang akan dipelajari, hal ini dilakukan untuk menjadi bahan acuan bagi guru dalam menjelaskan konsep pelajaran yang akan diajarkan. 3. Dalam pembelajaran sebaiknya guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif baik secara individu maupun secara kelompok. 4. Guru seharusnya terus berupaya untuk mencari dan mengembangkan metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan menantang agar siswa lebih giat belajar. | |||||||||
11 | DAFTAR PUSTAKA | DAFTAR PUSTAKA
Akib.Hamid, ( 2009 ) Statistika Dasar, Jakarta; Universitas Terbuka.
Anita. Sri. W. Dkk ( 2007 ) Strategi Pembelajaran di SD; Jakarta ; Universitas Terbuka. Blosser & Hegelson (1990) Selected Procedures For Improving The Science Curriculum , The US Department of Education. Carin.A.A. & Sund. R. B. ( 1989 ) Teaching Science Through Discovery, Columbus Ohio ; Merrill Publishing Company. Wardani, I. G. A. K (1985). Keterampilan Memimpin Diskusi Kecil. Jakarta: Depdikbud. Kusnandar ( 2008 ) Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Mechling. K. R, & Oliver. D. L ( 1985, March )), Activities Not Textbook: What Research Say About Science Programs, Principal Rutherford, F. J. & Ahlgren. A ( 1990 ) “Science For All Americans” New York. Oxford University Press.
www.novita.blogspot.com (2008) “Peningkatan Motivasi dan Minat Belajar melalui Metode Variasi” Diakses tanggal 12 September 2013. | |||||||||
12 | LAMPIRAN-LAMPIRAN | - | |||||||||
13 | RIWAYAT HIDUP | - |
MENGANALISIS KAIDAH KEBAHASAAN TEKS KARYA ILMIAH KEGIATAN DARI JUDUL: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Pada Ciri-ciri Khusus Makhluk Hidup Melalui Metode Bervariasi Di Kelas.
NO | KAIDAH KEBAHASAAN | BUKTI KALIMATNYA & KATA KUNCINYA DIBERI WARNA |
1 | Menggunakan ragam bahasa baku |
|
2 | Menggunakan kalimat pendek, lugas, tidak ambigu |
|
3 | Menggunakan kata-kata bermakna denotatif |
|
4 | Menggunakan kata ganti impersonal |
|
5 | Menggunakan kalimat fakta |
|
6 | Menggunakan istilah keilmuan |
|
7 | Menggunakan kalimat tidak emotif (perasaan penulis) |
|
MENCARI LIMA (5) SOAL PG TENTANG TEKS KARYA ILMIAH DAN PEMBAHASANNYA
a. Research,
b. Plan,
c. Action,
d. Observasi,
e. Reflection.
Dari pilihan di atas yang manakah bukan bagian dari empat kegiatan pokok penelitian yang dilakukan?
A
B
C
D
E
Penjelasan: Di bagian awal kita sudah diperkenalkan empat kegiatan pokok penelitian yang akan dilakukan, “bentuk penelitian yang dilaksanakan melalui tahapan-tahapan atau siklus secara berulang-ulang. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection)”.
Siapakah yang menyusun teks karya ilmiah tersebut?
Muhammad Aria
Agus Herlana
SDN Pekayon
Akib Hamid
Guru IPA
Penjelasan: Agus Herlana adalah orang yang menyusun teks tersebut karena telah dituliskan di struktur nama pembimbing.
Menurut … menyatakan bahwa, “Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.”
Agus Herlana
Akib Hamid
Kepala sekolah
Guru IPA
Kusnandar
Penjelasan: Sebelum menjabarkan pengamatan seperti apa yang akan dilakukan, si penulis sudah terlebih dahulu menjelaskan apa itu arti dari ‘pengamatan’ pada BAB III nomor 1 bagian a.
Berikut ini adalah perilaku yang diamati dalam membuat teks karya ilmiah adalah, kecuali…
Perilaku mengajar guru
Perilaku siswa
Perilaku guru ketika di kantor
Aktivitas peserta didik
Interaksi antara guru dan peserta didik
Penjelasan: Dalam pembuatan teks ini, si penulis tidak mengamati perilaku guru ketika di kantor karena yang menjadi pokok bahan pengamatan adalah guru yang sedang mengajar dan perilaku siswa di kelas.
Prosedur seperti apa yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan si penulis?
Prosedur umum
Prosedur khusus
Prosedur kelompok
Prosedur umum dan khusus
Prosedur umum dan kelompok
Penjelasan: Penulis menggunakan dua tipe prosedur yaitu umum dan khusus.