Kenapa Dengan Menguasai Pulau Jawa Kita Bisa Menguasai Indonesia?

Kenapa Dengan Menguasai Pulau Jawa Kita Bisa Menguasai Indonesia?

Saya hanya ingin menunda dulu kesementaraan identitas keindonesiaan kita terlebih dahulu, guna memberi ruang dan waktu untuk mengkritisi fenomena realitas khazanah benang merah peradaban politik bangsa Indonesia.


Yang kita ketahui, bahwasanya, etnisitas kesukuan Jawa memiliki peranan penting dalam sejarah kekuasaan politik Indonesia. Paling termasyhur adalah, bagaimana Kerajaan Majapahit dengan Panglima Besarnya Gajah Mada mengucapkan "Sumpah Palapa", yang dinyana adalah sebagai dasar penciptaan menyatukan Nusantara. Akan tetapi, budaya kerajaan saat itu adalah, bila tidak ada kerajaan yang dengan sukarela bertekuk lutut, risiko jelas adalah diperangi oleh kerajaan tersebut; perang sudah pasti memakan banyak korban, yang artinya membunuh, membunuh saudara satu darah. Kita tahu juga, bagaimana kisah peristiwa Majapahit dalam merekonstruksi rekayasa perkawinan Hayam Wuruk dengan Dyah Pitaloka, putri dari Kerajaan Pajajaran, yang berujung pada Perang Bubat, habislah Kerajaan Pajajaran, banyak yang terbunuh. Alasan politis adalah, bagaimana kerajaan dari Bumi Pasundan tersebut tidak mau takluk dan tidak mau sukarela mengakui berada di bawah kekuasaan Majapahit!


idsejarah.net

Majapahit bertekad, untuk menguasai Tanah Jawa sebelum bisa menggenggam nusantara. Ya, Jawa adalah sentral, Jawa adalah Kunci! Bila kalian ingin menguasai Indonesia, maka kuasailah tanah Jawa terlebih dahulu! 


Seiring berjalannya waktu, Majapahit dan kerajaan Hindu-Budha lainnya runtuh dan bertransformasi menjadi Kerajaan Islam. Perubahan teologis kerajaan, ternyata, tidak mempengaruhi watak kuasa Jawa itu sendiri. Artinya, hasrat untuk menguasai Nusantara/Indonesia masih kental dan tebal. Kerajaan Demak dan Kerajaan Mataram misalnya, seakan menjadi sebuah genealogi kekuasaan yang turun temurun ikut memperpanjang tali hasrat menguasai nusantara/indonesia. Apakah sampai di situ? Tentu saja tidak!


Pasca proklamasi kemerdekaan dan hingga kini, realitas politik Indonesia pun seakan tidak berubah! Kita tahu bahwa Soekarno, Soeharto, Gusdur, Megawati, SBY, dan Jokowi adalah presiden yang berasal dari Jawa. Jawa memainkan peranan penting, katakanlah sebagai marwah dari jantung perpolitikan Indonesia!


Pertanyaannya adalah, analisislah realitas kekuasaan politik Indonesia dengan menarik garis kuasa watak raja jawa pada masa kerajaan sampai kini, mengapa genealogi kuasa watak raja Jawa terjadi dan terus eksis sampai kini? Padahal, kita sudah tidak lagi memakai sistem kerajaan, tetapi hasrat dari watak karakter raja Jawa seperti membayangi perpolitikan Indonesia? Ingin mendominasi dan menguasai singgasana kursi kekuasaan paling tinggi?


Jawaban: Pertama mari kita mulai terlebih dahulu dari luasnya dan kepadatan di Pulau Jawa. Pulau Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dan merupakan pulau terluas ke-13 (138.793,6 km persegi) di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 150 juta, pulau ini pulau berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu tempat terpadat di dunia. Meskipun hanya menempati urutan terluas ke-5, Pulau Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Angka ini turun jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Sumber.


Kontribusi Pulau Jawa bagi perekonomian Indonesia cukup besar. Hal itu berkaca pada kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai 60 persen. Bahkan ketika dulu pada zaman penjajahan Belanda, mereka juga mendirikan markas dan menjadikan Pulau Jawa sebagai pemasukan utama (rempah-rempah) karena tanahnya yang subur. Juga karena telah dijajah itulah yang membuat rakyat Jawa melakukan banyak perjuangan untuk menjajah yang akhirnya menambah nilai sejarah pulau ini dan akhirnya menambah lagi alasan kenapa Pulau Jawa dijadikan pusatnya Indonesia. Tidak hanya sejarah tentang perlawanan, namun juga sejarah dari berbagai kerajaan yang pernah ada di Pulau Jawa hingga meninggalkan bukti-bukti. Berkat perlawanan rakyat dari berbagai kerajaan itu kita bisa merdeka seperti ini, dan dari sejarah para kerajaan kita bisa mengetahui asal mula Indonesia.


kumparan.com

Itu adalah penjelasan kenapa Jawa berkuasa di zaman dulu. Bagaimana dengan sekarang? Sama saja, Pulau Jawa masih menjadi pusat pemerintahan Indonesia ditambah lagi pulau ini semakin padat karena terjadinya urbanisasi. “Kita tahu bahwa Soekarno, Soeharto, Gusdur, Megawati, SBY, dan Jokowi adalah presiden yang berasal dari Jawa. Jawa memainkan peranan penting, katakanlah sebagai marwah dari jantung perpolitikan Indonesia!” karena banyak pemimpin yang berasal dari Jawa akhirnya terlahirlah stereotip “Bila kalian ingin menguasai Indonesia, maka kuasailah tanah Jawa terlebih dahulu!”


Sebenarnya stereotip itu tidak salah, namun dengan artian seperti ini: jika kamu adalah calon presiden, maka fokuskan dan menangkan hati para penduduk Jawa saja sudah cukup. Sebab populasi di Pulau Jawa berjumlah hampir 60% dari seluruh populasi Indonesia. Data Pemilih Tetap di Pulau Jawa berjumlah 110.686.810 orang dari total 192.866.254 orang pemilih. Artinya 57,29% pemilih ada di Pulau Jawa. Jumlah ini tersebar di enam provinsi dengan rincian DKI Jakarta 7.761.598, Jawa Barat 33.270.845, Jawa Tengah 27.896.902, Daerah Istimewa Yogyakarta 2.731.874, Jawa Timur 30.912.994 dan Banten 8.112.477. Sumber.


tumoutounews.com

Kesimpulannya adalah: Kuasa Jawa bisa terjadi karena pusat pemerintahan, nilai historis yang banyak, kesuburan tanah, 60% populasi penduduk, stereotip, dan banyak hal lainnya berada di Pulau Jawa yang membuat kita berpikir kalau pulau ini adalah ‘otak’-nya negara Indonesia. Bila otak sudah dikuasai, maka kita bisa menguasai seluruh pergerakan anggota tubuh lain.

Lihat tugas »
Materi dan Gambar Untuk Mindmap Diferensiasi Sosial

Materi dan Gambar Untuk Mindmap Diferensiasi Sosial

DIFERENSIASI SOSIAL


Pengertian: Klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama atau sejenis.


Bentuk-bentuk:


a. Diferensiasi Jenis Kelamin


  • Pria

  • Wanita


b. Diferensiasi Ras


  • Ras Mongoloid

  • Ras Negroid

  • Ras Kaukasoid

  • Ras Australoid


c. Diferensiasi Suku Bangsa


  • Jawa (Jawa, Sunda, Madura)

  • Sumatra (Aceh, Gayo, Batak)

  • Sulawesi (Bugis, Luwu, Mandar)

  • Kalimantan (Dayak, Bulungan, Banjar)

  • Maluku dan Papua (Tidore, Ternate, Dani)

  • Nusa Tenggara (Bali, Bima, Sasak)


d. Diferensiasi Klan


  • Matrilineal (Garis keturunan dari pihak ibu)

  • Patrilineal (Garis keturunan dari pihak ayah)


e. Diferensiasi Kepercayaan


  • Kaharingan

  • Kejawen

  • Parmalim

  • Konghucu


f. Diferensiasi Agama


  • Islam

  • Katolik

  • Kristen

  • Budha

  • Hindu


*Suatu agama memiliki Tuhan YME untuk disembah, juga kitab, nabi, rasul, sistem ajaran, praktik keagamaan, simbol agama, dan pengikut yang banyak.







Lihat tugas »
Republik Indonesia Serikat (1949-1950)

Republik Indonesia Serikat (1949-1950)

1. Analisis dari kelima kriteria demokrasi meurut Affan Ghafar
2. Pasal-pasal konstitusi/UUD yang dianut
3. Latar belakang periode tersebut lahir
4. Lengkapi dengan foto dan peristiwa demokrasi pada saat itu juga tokoh2 demokrasi yang muncul/dominan/oposisi maupun pemerintah


Analisis dari kelima kriteria demokrasi menurut Affan Gaffar


a. Akuntabilitas.

Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya. Tidak hanya itu, ia juga harus dapat mempertanggungjawabkan ucapan atau kata-katanya, serta yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang pernah, sedang, bahkan yang akan dijalankan. Pertanggungjawaban itu tidak hanya menyangkut dirinya, tetapi juga menyangkut keluarganya dalam arti luas, yaitu perilaku anak dan istrinya, juga sanak keluarganya terutama yang berkaitan dengan jabatannya.


b. Rotasi kekuasaan.

Dalam demokrasi, peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai. Jadi tidak hanya satu orang yang selalu memegang jabatan, sementara peluang orang lain tertutup sama sekali.


c. Rekruitmen politik yang terbuka.

Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan satu sistem rekruitmen politik yang terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan politik yang dipilih rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan politik tersebut.


d. Pemilihan Umum.

Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilaksanakan secara teratur. Pemilu merupakan sarana untuk melaksanakan rotasi kekuasaan dan rekruitmen politik. Setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Dia bebas untuk menentukan partai atau calon mana yang akan didukungnya, tanpa ada rasa takut atau paksaan dari orang lain. Pemilih juga bebas mengikuti segala macam aktivitas pemilihan seperti kampanye dan menyaksikan penghitungan suara.


e. Pemenuhan hak-hak dasar.

Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk didalamnya hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat serta hak untuk menikmati pers yang bebas. Sumber.


Republik Indonesia adalah salah satu negara bagian berumur pendek dari Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 hingga dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1950. Republik Indonesia beribukota di Yogyakarta sedangkan Jakarta menjadi ibu kota federal RIS. Karena Presiden Soekarno menjadi Presiden RIS maka diangkat Mr.Assaat menjadi Acting Presiden Indonesia dan Mr. Soesanto Tirtoprodjo sebagai Perdana Menteri hingga pada 17 Agustus 1950 RIS bubar dan berdiri Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Assaat melepaskan jabatan kepada Soekarno. Sumber.


Mr. Assaat. Jabatan: Presiden (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)

Perdana Menteri

Nama

Foto

Jabatan dimulai

Jabatan berakhir

Partai politik

Kabinet

Soesanto Tirtoprodjo

(Pejabat Sementara)

Susanto Tirtoprodjo.jpg

27 Desember 1949

16 Januari 1950

PNI

Susanto

Abdul Halim

Abdul Halim Prime Minister.jpg

16 Januari 1950

6 September 1950

-

Halim



Pasal-pasal konstitusi/UUD yang dianut


Berdirinya Negara Republik Indonesia Serikat, maka Konstitusi RIS sebagai Undang-Undang Dasarnya. Sehingga UUD 1945 hanya berlaku untuk salah satu negara bagian, yaitu Negara Republik Indonesia di Yogyakarta. Sementara bentuk negara berubah dari kesatuan menjadi federal dan sistem pemerintahannya dari presidensial versi UUD 1945 menjadi parlementer.


Latar belakang periode tersebut lahir


Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia berusaha mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia Timur, negara Pasundan dan negara Jawa Timur. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut, terjadilah agresi militer I pada 1947 dan agresi militer II pada 1948. Hal tersebut mengundang keprihatinan dunia, sehingga PBB mendesak pemerintah Belanda dan pemerintah Indonesia untuk melakukan perundingan yang dikenal sebagai Konferensi Meja Bundar.



Dalam Konferensi Meja Bundar dihasilkan tiga buah persetujuan pokok, yaitu:


  • Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat

  • Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat

  • Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda


Selama berlangsungnya konferensi di Den Haag, dibentuk Panitia Ketatanegaraan dan Hukum Tata Negara yang antara lain membahas rancangan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat. Panitia ini sudah menyelesaikan pekerjaannya dan pada 29 Oktober 1949, antara wakil-wakil Republik Indonesia dan BFO, serta negara-negara federal yang dibentuk Belanda menandatangani Piagam Persetujuan tentang Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Sumber.
Lihat tugas »
Praktik Membuat Cerpen dan Pembahasannya

Praktik Membuat Cerpen dan Pembahasannya

K.D 4.4   PRAKTIK MEMBUAT CERPEN 

TEMA: AKU DAN KELUARGAKU SERTA TEMANKU MENGHADAPI PANDEMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti KBM ini diharapkan siswa dapat:

  1. Membuat cerpen sesuai tema 700 – 750 kata

  2. Menjelaskan struktur cerpen

  3. Menguraikan unsur intrinsik cerpen

  4. Menjelaskan kaidah kebahasaan cerpen

  5. Menemukan 5 soal PG dan pembahasannya tentang KD cerpen

A. TOKOH

Tokoh Aku bagaimana karakternya? Bagaimana karakter keluargaku? Bagaimana karakter teman Aku?

Apa yang dilakukan Aku kepada keluargaku?

Siapakah tokoh protagonis, antagonis, tritagonis? 

Apakah si Aku, anggota keluargaku, atau temanku Aku?

Adakah konflik antara Aku dengan anggota Keluargaku, atau dengan teman Aku

B. ALUR

 Alur apa yang digunakan dalam cerpen tersebut? 

Apakah alur maju? Apakah Alur mundur? Apakah alur campuran?

C. LATAR

 Di manakah latar tempat, latar waktu, latar suasana yang akan kamu ceritakan dalam cerpen tersebut?


CONTOH  CERPEN

Contoh:                                         Tamu Tak Diundang

  1. Pertama kali kami menyadari kehadiran penghuni rumah yang tak diundang, dan tak kami ingini .

(14  kata)  X 50 baris = 700 kata

           10 kata X 75 baris = 750 kata

 

itu, ketika saya tengah menonton film-video yang dibintangi Ralph Fiennes dan Julianne Moore, seorang diri, sementara istri telah mendengkur kecapaian di kamar. Jantung saya nyaris copot, darah naik ke kepala akibat terkejut, dan otomatis kedua kaki saya angkat ke atas.

………
JAWABAN 

  1. Membuat cerpen sesuai tema 700 – 750 kata 

Jenis huruf: Times Roman  12

Judul cerpen: Pembuktian            Jumlah kata: 1177          Jumlah baris: 190

  1. Menjelaskan/menganalisis struktur cerpen

  2. Baca cerpen lengkapnya di sini.

NO.

STRUKTUR CERPEN & PENJELASAN


BUKTI KALIMAT DAN PARAGRAFNYA

1

ABSTRAK : adalah gambaran awal dari cerita yang akan diceritakan.

Sudah dua tahun pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia. Lockdown sudah sering dilakukan, jalanan sepi termasuk jalan raya, jadi aku bisa merasakan udara yang lebih bersih.


Siang ini aku dan temanku akan pergi ke perpustakaan kota untuk belajar sekaligus meminjam buku.

2

ORIENTASI : orientasi pada cerpen berhubungan dengan waktu, suasana dan tempat di dalam cerita pendek tersebut, yang menjawab pertanyaan kapan, dimana serta bagaimana.

“Yo, kita berangkat sekarang?” tanya temanku dari depan rumahnya.


Aku keluar dari halaman rumah lalu menutup gerbang. “Ya. Ayo.”

Jarak dari tempat kami berangkat sampai ke perpustakaan hanya memakan waktu sekitar 30 menit. Di tengah kota terdapat perpustakaan negeri yang cukup besar.


Di sinilah kami sampai. Gedung besar berwarna putih, bagian depannya tumbuh pohon hingga bunga di pot, di atas pintu masuk terdapat tulisan ‘Jaksel City’ besar dan tulisan ‘Library’ di bawahnya.


Setelah mengecek suhu tubuh, menggunakan hand sanitizer, menyapa Mbak penjaga perpustakaan tanpa melepas masker, kemudian kami duduk secara diagonal di meja untuk 4 orang.


“Ah, tadi lumayan ya pelajaran matematika sama Bu Intan.”


Itu adalah yang dikatakan temanku setelah dia mengeluarkan buku pelajaran dari tas-nya lalu meletakkan buku yang diambil dari rak di depannya. Aku pun juga mengeluarkan buku dari tas.


“Haha, matriks, ya? Oke, jangan diomongin lagi, tetap tenang. Kita janji bakal catat pelajaran berbeda dari sini, kan?”

“Oke, oke.”


Kami selesai sekolah pukul 12 siang, satu jam istirahat, lalu satu jam mengerjakan tugas dari guru, dan datang ke perpustakaan. Perpustakaan dibuka mulai pukul 08.00-16.00.


Waktu kami sangat sedikit jadi kami sepakat untuk mencatat pelajaran berbeda dari sini, lalu ketika di rumah nanti kami bisa bertukar apabila ingin belajar.


Ini kami lakukan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak. Kami juga tetanggaan, jarak rumah bukanlah masalah ketika ingin meminjam buku.


Dengan kesepakatan ini, temanku yang selalu banyak bicara menjadi pendiam dan tidak mengganggu yang lain. Walau di sini sangat sepi pengunjung seperti biasa.


Hari ini aku bertugas mencatat pelajaran geografi, sedangkan temanku mencatat pelajaran matematika. Kami merangkum materi yang guru beritahukan untuk bab baru.


“Hei. Oy! Ayo pulang. Udah jam segini.”


“Ah, o-oh, oke. Ayo.”


Aku terlalu fokus membaca sehingga terkejut ketika temanku memanggil. Menyalakan ponsel untuk melihat jam, di sana tertera sudah pukul 15.30.


“Dah, sampai ketemu lagi, Mbak!” kata temenku kepada Mbak penjaga sementara aku hanya melambai kecil.


“Jangan berisik di perpus, ya udah hati-hati di jalan, sampai ketemu besok.”


Kami keluar dari perpustakaan lalu berjalan menuju stasiun MRT, tujuan selanjutnya adalah membeli buku di GrandMedia, berjarak 2 stasiun. Setelah itu kami pulang pukul 18.00.


Sampai di depan rumah, aku mengetuk pintu lalu masuk.

3

KOMPLIKASI: adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur komplikasi ini yang menggambarkan plot cerita.

“Oh, si anak manja udah pulang.”

Yang berbicara itu adalah abangku, dia duduk di sofa sambil menaikkan satu kakinya ke atas. Aku hanya bisa menunduk dan mengabaikannya lalu berjalan menuju ke kamar--


“Hey hey, mau ke mana? Hah, beli buku lagi ya? Gak guna banget, buang-buang duit. Sekarang nih lagi susah cari duit, tau!”


“Abang. Sudah dong, kasian adeknya baru pulang kok dimarahin?” ibuku mencoba menenangkannya.


“Ibu, ini anak buang-buang duit terus. Kartu anggota perpustakaan, beli buku, bayar internet juga termasuk. Bapak kan udah pensiun, cari duit juga lagi susah, jadi aku kasih tau dia untuk hemat!”


Aku hanya tertunduk tidak mampu menatap apalagi menjawabnya. Wajar dia marah sebab selama ini dialah yang menafkahi keluarga.



Abangku selalu marah ketika aku membeli buku. Walau aku beralasan untuk belajar, dia malah makin marah. Baginya belajar itu cukup di kelas saja.


Dia juga menanyakan apa gunanya aku ke perpustakaan kalau pada akhirnya malah membeli buku. Setiap pulang dari perpustakaan aku selalu dibentak.


Jujur saja aku sudah lelah belajar daring, hanya sedikit pelajaran yang masuk. Untuk itu aku ke perpustakaan dan belajar.


Namun ternyata buku di perpustakaan tidak selengkap kelihatannya. Banyak buku lama yang sudah usang namun sedikit buk barunya.


Hanya ibu dan ayahku yang mendukungku untuk belajar di luar. Mereka terkadang menggunakan uang tabungannya untuk aku membeli buku baru.


Walau suka marah-marah, namun abangku tetap memberiku uang jajan, maka dari itu aku hanya menerima kemarahannya saja, tidak berani menjawab apalagi melawan.


“Kalau nih buku menghasilkan uang mah gapapa. Nilaimu juga paling KKM semua!”


“... menghasilkan uang.”


“Hah? Apa? Ngomong yang keras!”

“Buku ini… akan menghasilkan uang. Ni-nilaiku juga akan di atas KKM.”


Ah, ya ampun. Apa yang baru saja kukatakan? Apa ini karena aku sudah lelah mendengar omelannya?


“Oh, nantang? PTS kapan? Nanti kita lihat nilainya dan bagaimana cara menghasilkan uangnya.”

4

EVALUASI:  adalah konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks. Dalam evaluasi, konflik sudah mulai mendapatkan solusi dan penyelesaian serta menuju ke tahap akhir.

Dua minggu berlalu sejak aku mulai berani berbicara kepada abangku. Penilaian tengah semester atau PTS sudah berhasil kulalui.


Hari ini sudah dibagian laporan nilai sementara berformat berupa berkas digital. Aku, abangku, ayah dan ibuku sedang duduk di sofa ruang keluarga.


Mereka menantikan pembuktian nilaiku dan caraku menghasilkan uang dengan sebuah buku. Pertama, aku akan menunjukkan nilaku dahulu.


“Lulus. Di atas KKM semua. Peringkat kedua dari empat puluh murid,” kataku sambil mendorong ponselku ke depan.


Ibu dan ayah wajahnya jadi sangat berseri, dan abangku matanya terbuka lebar ketika melihat nilaiku. Aku yakin sudah belajar keras dan kurasa itu sudah wajar ketika nilaiku tinggi.


“Bagus. Terus gimana sama menghasilkan uang dari buku, hah?”

Aku menarik ponselku lalu menggeser layarnya beberapa kali kemudian kuserahkan kembali.


“Angkanya tertulis 3 juta. Apa ini, nak?”

“Jadi Bu, ini… adalah bank onlineku. Itu adalah total uang yang aku punya.”


“Ehh?!”


Mereka bertiga terkejut. Tahap kedua ini aku menunjukkan jumlah uang yang aku sudah simpan sejak aku mulai bekerja menulis ulasan untuk sebuah buku atau novel.


Beberapa bulan yang lalu aku hanya suka membaca buku, dan temanku yang mengetahui itu bersemangat menyuruhku untuk juga menulis ulasan atau rangkuman dari sebuah buku untuk diunggah ke sebuah website.


Aku terkejut ternyata pemilik website itu adalah temanku. Dia memiliki konten yang membahas berbagai buku atau novel. Tidak sekedar membaca, dia juga menulis ulasannya.


Aku tadinya hanya menuruti dan mengirim ulasan yang kutulis kepadanya. Namun beberapa bulan kemudian dia mengatakan sesuatu tentang pembayaran.

5

RESOLUSI: adalah ketika pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang dialami tokoh dalam cerpen. Dalam resolusi, masalah sudah mendapat penyelesaian di tahap akhir cerita.

Ternyata menulis ulasan di internet menghasilkan uang, lalu ia membagikan hasilnya sedikit kepadaku.


“Maaf. Aku gak mencoba merahasiakannya, tapi emang baru sekarang aku bisa dapat uang ini.”


Kemarin, di MRT temanku berkata dia akan mengirimkan sejumlah uang dan meminta aku untuk menunjukkannya pada abangku.


Memang aku pernah membicarakan masalah tentang abangku kepadanya, tapi aku tidak menyangka dia peduli dan masih ingat. Aku sangat senang.


“Ini… dapat dari mana uangnya?”


“Ah, nanti aku kirim ke rekening ayah, ya. Kalau dijelasin bakal panjang…”


Sementara abngku masih syok, ibu dan ayah matanya bersinar terang meminta penjelasan. Mau bagaimana lagi? Lalu aku jelaskan panjang lebar kepada mereka.


Ah, ternyata waktu dan uang yang kuhabiskan untuk belajar tidak membuatku rugi. Aku bisa membahagiakan orang tuaku, dan membuat abangku terkejut.


Kupikir hari ini aku akan berterima kasih lagi pada temanku. Mungkin terima kasih saja tidak cukup, dia selalu ada dan mau membantuku. Bagaimana kalau mengadakan pesta perayaan?


Semenjak pandemi ini, temanku menjadi sangat rajin menulis atau membaca buku. Tentu saja juga termasuk belajar. Mengejutkan, dia adalah peringkat pertama nilai tertinggi di kelasku.


Semenjak pandemi juga, dia menjadikan belajar sebagai hobinya, bahkan bisa sampai menghasilkan uang. Ibunya pernah berkata padaku kalau dia sekarang menjadi anak yang pendiam yang suka mengurung diri di kamar.


Sepertinya aku harus menariknya keluar dari untuk merayakan prestasi kami. Tidak hanya mencapai nilai yang tinggi, kami juga punya prestasi lain yaitu dapat bertahan secara ekonomi di saat pandemi.

6

KODA: adalah nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh pembaca. Pesan dan amanat menjadi intisari cerita yang bisa dipetik oleh pembaca setelah membaca teks cerpen.

Sebagai saudara seharusnya saling mendukung, jangan menyimpulkan sesuatu terlalu cepat bahkan sampai dibentak-bentak.


  1. Menguraikan unsur intrinsik cerpen

Judul cerpen: Pembuktian            Jumlah kata: 1177          Jumlah baris: 190

NO.

UNSUR INTRINSIK CERPEN & PENJELASAN


BUKTI KALIMAT DAN PARAGRAFNYA

1

TEMA: adalah pokok atau gagasan utama dalam sebuah cerpen yang berisi ide-ide yang melatarbelakangi isi keseluruhan cerpen.

Tema yang dipilih: Aku dan keluargaku serta temanku menghadapi pandemi untuk meningkatkan prestasi.

Siang ini aku dan temanku akan pergi ke perpustakaan kota untuk belajar sekaligus meminjam buku.

2

ALUR: adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan pengarang hingga membentuk sebuah cerita dari awal sampai akhir.

Alur yang dipilih: Campuran

Maju: Dua minggu berlalu sejak aku mulai berani berbicara kepada abangku. Penilaian tengah semester atau PTS sudah berhasil kulalui.

Mundur: Kemarin, di MRT temanku berkata, “udah bikin akun bank-nya? Oke, nanti aku transfer uangnya. Terus tunjukkin ya ke abang kamu!”

3

LATAR: adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu dan suasana saat berlangsungnya cerita. Artinya latar berkaitan dengan detail di sekeliling saat cerita sedang berlangsung.

Latar tempat: Di jalan raya,  rumah, perpustakaan, dalam MRT

Latar waktu: Siang hari

Latar suasana: Tegang, senang

… jalanan sepi termasuk jalan raya, jadi aku bisa merasakan udara yang lebih bersih.


Sampai di depan rumah, aku mengetuk pintu lalu masuk.


Di sinilah kami sampai. Gedung besar berwarna putih, bagian depannya tumbuh pohon hingga bunga di pot, di atas pintu masuk terdapat tulisan ‘Jaksel City’ besar dan tulisan Library’ di bawahnya.


Kemarin, di MRT temanku berkata, “udah bikin akun bank-nya? Oke, nanti aku transfer uangnya. Terus tunjukkin ya ke abang kamu!”


Siang ini aku dan temanku akan pergi ke perpustakaan kota untuk belajar sekaligus meminjam buku.


Abangku selalu marah ketika aku membeli buku. Walau aku beralasan untuk belajar, dia malah makin marah. Baginya belajar itu cukup di kelas saja.


Sementara abngku masih syok, ibu dan ayah matanya bersinar terang meminta penjelasan. Mau bagaimana lagi? Lalu aku jelaskan panjang lebar kepada mereka.

4

SUDUT PANDANG: adalah pandangan pengarang dalam menyampaikan cerita. Penerapannya bisa dilihat dari penggunaan kata ganti yang digunakan pengarang dalam cerpen.

Sudah dua tahun pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia. Lockdown sudah sering dilakukan, jalanan sepi termasuk jalan raya, jadi aku bisa merasakan udara yang lebih bersih.

5

PENOKOHAN: adalah pelaku fiktif yang ada dalam cerpen. Terdapat tokoh utama dengan porsi cerita yang besar, serta ada juga tokoh pembantu yang tidak memiliki pengaruh besar bagi jalannya cerita.

Aku - Rajin, pekerja keras, penyabar

Teman - Peduli, baik

Abang - Pemarah

Aku: Ah, ternyata waktu dan uang yang kuhabiskan untuk belajar tidak membuatku rugi. Aku bisa membahagiakan orang tuaku, dan membuat abangku terkejut.

Teman: Memang aku pernah membicarakan masalah tentang abangku kepadanya, tapi aku tidak menyangka dia peduli dan masih ingat. Aku sangat senang.

Abang: Abangku selalu marah ketika aku membeli buku. Walau aku beralasan untuk belajar, dia malah makin marah. Baginya belajar itu cukup di kelas saja.

6

AMANAT: adalah pesan yang terkandung dalam cerpen yang bisa diambil oleh pembaca.

Sebagai saudara seharusnya saling mendukung, jangan menyimpulkan sesuatu terlalu cepat bahkan sampai dibentak-bentak.

7

GAYA BAHASA PENGARANG: bahasa adalah ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Hal ini meliputi diksi pemilihan kata, penggunaan kalimat, penghemat kata, pemakaian majas dan sebagainya.

Hiperbola: Sementara abngku masih syok, ibu dan ayah matanya bersinar terang meminta penjelasan. Mau bagaimana lagi? Lalu aku jelaskan panjang lebar kepada mereka.


  1. Menjelaskan kaidah kebahasaan cerpen  Buku Teks  Hlm. 126-127

Judul cerpen: Pembuktian            Jumlah kata: 1177          Jumlah baris: 190

NO.

KAIDAH KEBAHASAAN & PENJELASAN


BUKTI KALIMAT DAN PARAGRAFNYA

1

MENGGUNAKAN KALIMAT BERMAKNA LAMPAU

Sudah dua tahun pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia. Lockdown sudah sering dilakukan, jalanan sepi termasuk jalan raya, jadi aku bisa merasakan udara yang lebih bersih.


Dua minggu berlalu sejak aku mulai berani berbicara kepada abangku. Penilaian tengah semester atau PTS sudah berhasil kulalui.

2

MENGGUNAKAN KATA YANG MENYATAKAN URUTAN WAKTU

Kami selesai sekolah pukul 12 siang, satu jam istirahat, lalu satu jam mengerjakan tugas dari guru, dan datang ke perpustakaan. Perpustakaan dibuka mulai pukul 08.00-16.00.

Aku tadinya hanya menuruti dan mengirim ulasan yang kutulis kepadanya. Namun beberapa bulan kemudian dia mengatakan sesuatu tentang pembayaran.

3

MENGGUNAKAN VERBA MATERIAL

Aku tadinya hanya menuruti dan mengirim ulasan yang kutulis kepadanya. Namun beberapa bulan kemudian dia mengatakan sesuatu tentang pembayaran.

Hari ini aku bertugas mencatat pelajaran geografi, sedangkan temanku mencatat pelajaran matematika. Kami merangkum materi yang guru beritahukan untuk bab baru.

4

MENGGUNAKAN KALIMAT TAK LANGSUNG

Kemarin, di MRT temanku berkata dia akan mengirimkan sejumlah uang dan meminta aku untuk menunjukkannya pada abangku.

Ibunya pernah berkata padaku kalau dia sekarang menjadi anak yang pendiam yang suka mengurung diri di kamar.

5

MENGGUNAKAN VERBA MENTAL

Sudah dua tahun pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia. Lockdown sudah sering dilakukan, jalanan sepi termasuk jalan raya, jadi aku bisa merasakan udara yang lebih bersih.

Beberapa bulan yang lalu aku hanya suka membaca buku, dan temanku yang mengetahui itu bersemangat menyuruhku untuk juga menulis ulasan atau rangkuman dari sebuah buku untuk diunggah ke sebuah website.

6

MENGGUNAKAN KALIMAT  LANGSUNG

“Yo, kita berangkat sekarang?” tanya temanku dari depan rumahnya.


Aku keluar dari halaman rumah lalu menutup gerbang. “Ya. Ayo.”

7

MENGGUNAKAN KATA SIFAT YANG MENGGAMBARKAN TOKOH, TEMPAT, SUASANA

Abangku selalu marah ketika aku membeli buku. Walau aku beralasan untuk belajar, dia malah makin marah. Baginya belajar itu cukup di kelas saja.

Dengan kesepakatan ini, temanku yang selalu banyak bicara menjadi pendiam dan tidak mengganggu yang lain. Walau di sini sangat sepi pengunjung seperti biasa.

Memang aku pernah membicarakan masalah tentang abangku kepadanya, tapi aku tidak menyangka dia peduli dan masih ingat. Aku sangat senang.



  1. Menemukan 5 soal PG dan pembahasannya tentang KD cerpen

SOAL NO. 1 dan pembahasannya

Salah satu hal yang membedakan cerpen dengan teks lain adalah …

  1. Adanya alur

  2. Adanya tema

  3. Adanya amanat

  4. Adanya imajinasi

  5. Adanya gaya bahasa

Pembahasan: Alur adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan pengarang hingga membentuk sebuah cerita dari awal sampai akhir. Teks lain selain cerpen atau novel tidak memiliki alur.

SOAL NO. 2 dan pembahasannya

Cerpen adalah salah satu karya sastra yang berbentuk …

  1. Bait

  2. Baris

  3. Dialog

  4. Prosa

  5. Nonfiksi

Pembahasan: Prosa terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan isinya. Secara umum, jenis prosa adalah prosa sastra dan nonsastra. Cerpen adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa dan hanya memiliki satu tahapan alur cerita yang terdiri dari bait, baris, dan terdapat dialog, temanya bisa fiksi atau nonfiksi.


SOAL NO. 3 dan pembahasannya

adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat.

  1. Komplikasi

  2. Tema

  3. Alur

  4. Penokohan

  5. Kalimat langsung

Pembahasan: KOMPLIKASI: adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur komplikasi ini yang menggambarkan plot cerita.


SOAL NO. 4 dan pembahasannya

Salah satu unsur Intrinsik cerpen adalah …

  1. Klimaks

  2. Latar/Setting

  3. Sajak

  4. Tipografi

  5. Suspense

Pembahasan: Di dalam sebuah cerpen terdapat hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu dan suasana saat berlangsungnya cerita, itu disebut latar. Sementara klimaks artinya adalah puncak dari sebuah cerita, sajak adalah bentuk karya sastra, tipografi adalah kemampuan atau teknik untuk menata (huruf, kata, paragraf), dan suspense adalah sebuah genre cerita yang bisa membuat penonton/penikmat menjadi tegang.


SOAL NO. 5 dan pembahasannya


pikiran-rakyat.com

Sudah dua tahun pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia. Lockdown sudah sering dilakukan, jalanan sepi termasuk jalan raya, jadi aku bisa merasakan udara yang lebih bersih.


Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah …

  1. Orang pertama pelaku utama

  2. Orang ketiga pelaku sampingan

  3. Orang ketiga pelaku utama

  4. Orang pertama dan ketiga

  5. Orang ketiga serbatahu

Pembahasan: Sudut pandang dalam cerpen yang menempatkan orang pertama sebagai pelaku utama biasanya menggunakan kata ganti orang pertama, yakni “aku” atau “saya” dalam ceritanya.
Lihat tugas »